Lagi-lagi saya tidak bisa tidur malam ini. Buka handphone scroll media sosial tutup lagi, menyalakan musik lalu tak lama di ganti, mood berantakan entah apa ayang di pikirkan. Kadang di setiap malam menuju pagi adalah waktu merenung terbaik. Mengingat kebodohan yang dahulu di lakukan, mencoba berfikir seandainya bisa di atur ulang kembali tentunya saya tidak akan melakukan kebodohan tersebut. Penyelasan datang terakhir harapan terus menerus mampir membuat otak berfikir. Tidur menjadi suatu yang berharga malam ini.
Detik jam terus bergerak, oh iya jam saya sudah digital, tidak ada lagi suara detik jam yang berbunyi sebagai penggantinya ada nada yang berbunyi setiap jam menunjukan ke angka rumahnya 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,dan 12. Saya tau dunia akan terus bergerak, inovasi akan terus muncul, handphone layar sentuh yang bisa di lipat sudah hadir, mobil sudah ada yang bisa auto pilot, penemuan-penemuan baru timbul, segala sektor semakin maju, jadi apa lagi mau mu ? saya hanya ingin bisa tidur di bawah jam 12 malam.
Oh iya saya juga sering berfikir tentang jodoh saya. Apa kabar dia sekarang ? semoga baik-baik saja. nanti saat kita bersama nanti saya hanya ingin bilang saya selalu memikirkan anda di setiap malamnya. Insomnia ini membuat otak saya sebagai ruang pengumpulan hal-hal yang seharusnya saya tidak pikirkan. tapi apa boleh buat nyatanya insomnia hadir sebagai perantara untuk hal itu.
Jam menunjukan pukul 00:23 suara jangkrik mengiringi malam ini. Saya masih di depan laptop kesayangan dengan beribu angan yang ada di kepala. Lagi-lagi insomnia yang sama hadir kembali.
Membawa segala galeri-galeri diri sendiri yang pernah di lewati. Insomnia yang sama
0 komentar:
Post a Comment